Aku Suka
Ceria berhasil menyelesaikan Studi Strata 1 dalam waktu 3
tahun setengah dan menyandang predikat cum laude. Sebelum menyelesaikan
Studinya, Ceria sudah apply surat untuk program mengajar di daerah
terjauh, terdalam dan terpencil. Dia bersedia ditempatkan di mana saja dengan
waktu program 3 tahun. Saat itu dia benar-benar ingin mengabdikan dirinya untuk
pendidikan lebih baik untuk anak-anak di daerah. Tanpa memberitahukan kepada
orangtua, Ceria menyetujui setiap syarat yang ada.
Pagi ini, saat terakhir Ceria di kota kelahirannya yang
penuh dengan kenangan. Sambil bersepeda, dia melintasi rumah sahabat karib di daerah rumahnya. Dia melewati taman tempat bermainnya dulu dengan teman-temannya. Menyelusuri
tepian sungai, mengingat saat dia bersepeda kakeknya. Ceria terus
mengayuh sepedanya sampai ke kawasan kraton luar. “ Aku akan merindukan kalian
semua, aku berharap kalian bisa memaafkanku.” Ucap Ceria sambil mengayuh
sepedanya untuk kembali ke rumah.
-O-O-O-
“ Hiyak.. “ Teriak seorang anak perempuan saat berusaha
mematahkan papan, namun gagal
“ Kita coba lagi.” Ucap Sabeum* (Instruktur)
“ Hiiyakk..” Teriaknya anak itu lebih kencang, dan
akhirnya berhasil mematahkan papan kayu tersebut.
“ Bagus Ceria. Ayo Kita mulai latihan selanjutnya.” Ucap Sabeum* (Instruktur) yang tak lain kakek dari Ceria.
“Joonbi.* (Siap) “ Jawab ceria dengan semangat.
Ceria kecil sangatlah aktif. Kakeknya adalah seorang
intruktur teakwondo ternamaan di kota tersebut. Ceria yang selalu menjadi
kesayangan sang kakek, selalu diajak ke tempat latihan untuk ikut bersama-sama
dengan anak yang lain berlatih teakwondo. Ayah Ceria sangat khawatir anaknya
akan menjadi tomboy karena lebih menyukai bela diri. Namun sang bunda selalu meyakinkan suaminya bahwa Ceria akan baik-baik saja.
“ Ayah tenang saja, Ceria janji akan tetap berlatih tari
di sanggar tempat ibu mengajar dan akan masuk tim inti untuk pementasan seni di
kraton.” Ucap Ceria saat sang Ayah mengkhatirkan anaknya.
“ Iya, Ayah tidak perlu khawatir. Ceria sangat angun saat
menari. Berlatih teakwondo juga untuk menjaga diri Ceria nantinya.” Ucap Bunda
“ Baiklah. Kalau Ibu sudah percaya dan Ceria juga
berusaha sanggup untuk membagi waktunya. Ayah akan mendukung.” Ucap Ayahnya
sambil mengelus kepala Ceria.
“ Terimakasih Ayah.” Ucap Ceria senang
“ Hmm..” Kakek yang tiba-tiba datang mendeham. “ Ceria
ini anak yang hebat, Pram. Dia punya tulang yang kuat, juga stamina tubuh yang
baik. Banyak anak-anak di atas usianya namun kalah oleh Ceria. Dia memiliki
Prinsip Teakwondo Rasa Hormat, Integritas, Tekun, Kontrol Diri, Semangat juang. Ayah yakin bisa
membawa Ceria ketinggkat Nasional.” Ujar sang Kakek membanggakan Cucu
kesayangnya. Ceria memeluk Kakeknya saat dia tiba.
“ Ayah, Ceria masih kecil sekarang. Biarkan dia berlatih
sambil tetap bermain dengan teman-temannya.” Kata Bunda Ceria kepada ayahnya.
“ Iya Pak. Ceria masih senang bermain dengan
teman-temannya.” Tambah sang Ayah
“ Iya Ayah tau. Kalian berdua ini. Tentu Ayah sayang
dengan Ceria dan ingin Ceria mempunyai banyak teman.” Kata Sang Kakek.
“ Ayah, Bunda, Kakek. Tenang saja. Ceria mempunyai banyak
teman. Ada teman-teman di sanggar tari dan ada teman-teman di tempat latihan
teakwondo. Mereka semua baik-baik. Ceria senang.” Ucap Ceria yang sekarang
tersenyum manis.
“ Cucu Kakek memang hebat.” Ucap sang Kakek sambil
mengelus rambut Ceria.
Semua diruangan itupun tersenyum melihat Ceria yang sangat
bersemangat. Ceria membuat suasana rumah menjadi lebih hangat dan tentu menjadi
Ceria.
“ Assalamualaikum, Pak Pramadana.” Salam dari seseorang di luar.
“ Waalikumsalam.” Jawab Ayah Ceria
“ Permisi Pak, Ini ada Ka Putra ingin main dengan Ceria.”
Tamu tersebut menyapa kembali sambil menggandeng anak laki-laki seuamuran
Ceria.
“ Oh iya. Silahkan masuk. Ceria ada di dalam sedang
dengan Kakeknya.” Ucap Ayah Ceria. Namun tiba-tiba Ceria sudah muncul di
samping Ayahnya.
“ Kak Putra, Ayo main Kak.” Teriak Ceria sambil
menghampiri Putra. Ceria mengajak Putra bermain di halaman rumahnya.
Setelah kejadian beberapa waktu yang lalu di Istana
Dalam, Putra selalu penasaran dengan Ceria. Dia meminta pada Ayahnya untuk
diajak ke rumah Ceria. Setiap ada waktu, Putra selalu minta untuk main ke rumah
Ceria. Putra selalu senang bermain
dengan Ceria karena Ceria selalu menjaga Putra dengan baik.
” Apa sore ini kau juga akan latihan menari?” Tanya Putra
pada Ceria saat sedang bermain.
“ Sepertinya hari ini libur. Bunda tidak memintaku untuk
tidur siang.” Jawab Ceria sambil sibuk melihat permainannya.
“ Kau sangat suka menari?” tanya Putra
“ Iyaa aku sangat suka menari. Bunda yang mengajariku.”
Jawab Ceria sambil tetap sibuk dengan mainannya.
“ Kamu juga latihan beladiri?” Tanya putra yang sudah
memegang buku bacaan anak.
“ Teakwondo. Aku suka, karena Kakek yang mengajarkannya.
Aku akan menjadi juara Teakwondo Nasioanal nantinya.” Jawab Ceria dengan senyum
kepada Putra. “ Kau ingin ikut latihan teakwondo?” Tanya Ceria
“ Hmm. Aku.. tidak, tidak. Aku lebih suka membaca buku.”
Ucap Putra
“ Aku suka juga membaca buku. Biasanya Ayah akan
membacakan buku cerita kepadaku sebelum tidur.” Ucap Ceria. “ Kau harus ikut
latihan, itu juga menyenangkan.” Ajak Ceria lagi, sekarang dia sudah
memperhatikan Putra yang sedang memegang buku bacanya.
“ Kita kan masih anak-anak.” Jawab Putra
“ Hmm, Iya ya. Kita masih anak-anak.” Jawab Ceria
menyetujui ucapan Putra, kemudian bermain kembali.
-O-O-O-
Komentar
Posting Komentar