Kita Berteman

Malam hari setelah selesai sholat Isya berjamaah di Masjid. Ceria menggandeng tangan bundanya sambil menyusuri jalan setapak menuju rumahnya. Dia tau sang Ibu masih belum menyetujui keputusannya. Namun, Ceria benar-bener ingin Bundanya memberikan izin dan restu untuk keberangkatannya Lusa. “ Bunda, Ceria sayang bunda.” Bisik Ceria di telingan Ibunya, kemudian dia memeluk lengan ibunya. Sang Bunda tersenyum sambil mencium kening Ceria.

Sampai di Rumah, Ceria masuk ke Kamarnya untuk menyiapkan beberapa barang penting dibawanya selama berdinas di Indonesia Timur. Setelah semuanya rapih, dia menaruh barang di samping meja belajarnya. Matanya beralih ke mading atas meja belajarnya. Beberapa Foto tertempel di sana, foto setiap moment  kebersamaan dengan sahabatnya. “ Aku akan kekuatan untuk bertahan dan berjuang di sana. Tanpa kalian, aku tidak akan menjadi diriku seperti sekarang, Aku akan selalu mengingat kalian. Terimakasih sahabat karena selalu memberiku semangat tanpa batas.” Ucap Ceria sambil menyentuh foto di dinding.

-O-O-O-
Putra kecil adalah anak yang pemalu. Dia tidak memiliki banyak teman, hal yang dilakukannya adalah belajar mengenenai peraturan dalam istana. Putra sangat senang membaca dan mengerjakan soal Matermatika. Hal lain yang Putra kecil senangi sekarang adalah bermain bersama Ceria.

Memasuki usia untuk bersekolah, hal yang membuat Putra tertarik untuk masuk sekolah dasar swasta adalah karena Ceria bersekolah di sana. Saat masuk hari pertama, Putra menangis seharian. penyebebnya adalah Ceria yang tidak sekelas dengannya. Dia pun meminta Romonya untuk memindahkan Dia di Kelas yang sama dengan Ceria. Sebagai seorang teman, Ceria menghibur Putra agar tidak menangis lagi.

“ Kak Putra jangan nangis, Ayo kita janji untuk sama-sama saat istirahat di sekolah.” Ucap Ceria sambil memegang tangan Putra.

“ Hiks..” Putra masih menangis.

“ Ayo Kak Putra jangan nangis.” Ucap Ceria lagi.

“ Beneran yaa, kita bareng terus pas istirahat.” Ucap Putra sambil terisak.

“ Iya ka, Ceria janji.” Ucap Ceria sambil mengangkat jari kellingkingnya.

Sejak saat itulah Putra selalu ke kelas Ceria dan menghabiskan waktu istirahat bersamanya. Hal itu terus berlangsung selama Putra bersekolah di tempat yang sama dengan Ceria. Namun karena janji tersebut, Putra semakin menjauh dengan teman-teman di kelasnya. Dia tidak memiliki teman di kelasnya dan hanya selalu sendiri.


Komentar

Postingan Populer